masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan

Kamis, 21 Juni 2012

DESA, suatu kata yang memang sangat sering kita dengar, baik mereka yang menetap di kota, apabila bagi orang desa sendiri.Tiap hari, radio, TV,koran,majalah mengunjungi desa-desa  dari seluruh pojok tanah air, pulangnya mereka membawa oleh-oleh yang berbagai macam. Ada yang menggembirakan dan tak jarang pula yang memprihatinkan.

Desa merupakan tumpuan harapan terutama apabila ada kebutuhan yang mendesak. Rakyat Indonesia didesa mayoritas, kata orang sampai 80 %. Itulah sebabnya mengapa mereka jadi tenaga raksasa pembangunan Indonesia. Dimasa PKI rakyat desa digodok supaya menjadi pendukung Komunis yang setia. Dimasa Jepang rakyat desa dikerahkan oleh tentara Nippon bekerja di proyek2  jalan raya, bikin landasan pesawat terbang. Beribu-ribu jiwa rakyat desa terkorban akibat kerja paksa si Nippon itu.

Penghidupan Di Desa Dan Problemanya

Berbicara tentang masalah desa, terbayang dipikiran kita akan suatu horizon atau sekop jangkauan yang maha besar. Bumi Indonesia yang sangat luas, yang terdiri dari beribu  pulau, dimana disetiap pulau terbentanglah “Inti tempat kediaman manusia Indonesia”  yang berpuluh ribu jumlahnya, inti yang penulis maksudkan adalah desa-desa tercinta.
Menurut penelitian yang seksama tahun 1977/1978 bahwa jumlah desa untuk seluruh Indonesia sebanyak 60.415 buah dengan nama, susunan, struktur, adat-istiadat, potensi dan kemampuan yang beraneka ragam serta tipologi dan pemukiman penduduk yang berbeda-beda. Walaupun pada pandangan umum bahwa kehidupan rakyat desa hanya bertani tapi dari bidang lain mereka juga usahakan. Dari data-data yang telah ada bahwa diperkirakan 63% penduduk desa bekerja di sektor pertanian, 11% di sektor perdagangan, 10% disektor jasa, 7% disektor industri dan selebihnya di sektor lainnya.

Problema desa lainnya adalah lokasi atau letak desa yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Ada desa yang lokasinya dekat dengan pusat-pusat kota yang otomatis memiliki fasilitas yang relative baik (21%) sedangkan persentase yang besar lagi terletak jauh dari pusat-pusat kota (79%) dan bahkan ada desa yang terisolir sekali.

Daerah pedesaan pada hakikatnya merupakan sumber kebutuhan pokok rakyat Indonesia. Tetapi perkembangan desa itu sendiri banyak bergantung pada keadaan dan tersedianya sumber didesa itu sendiri. Sumber yang ada didesa pada umumnya tersedia antara lain: tanah, tetumbuhan, hewan, air, angin, sinar matahari.

Segala sumber itu juga harus diolah lagi yang bergantung pula pada faktor-faktor sebagai berikut: letak geografis daerah pedesaan, situasi dan kondisi serta pertumbuhan kehidupan sosial budaya masyarakat jumlah penduduk dan penyediaan tenaga kerja, pendidikan rata-rata penduduk, keadaan prasarana produksi, keterampilan dan mobilitas masyarakat, di samping sikap dan kesediaan masyarakat untuk menerima ide-ide pembangunan itu sendiri. Interaksi antara sumber dan faktor-faktor yang tersebut di atas akan menentukan corak dan wajah dari suatu desa, namun terlepas dari semua yang tersebut di atas. Tingkah laku masyarakat dan sikapnya terhadap lingkungannya di dalam mengelola sumber-sumber tadi kebutuhan hidupnya dan menentukan pula pencapaian tujuan pembangunan.

Desa menawarkan banyak ruang untuk taman-taman dan pohon-pohon, untuk bermain anak-anak dan hewan peliharaan. Masyarakat pedesaan yang bersih. Udara bebas dari kabut asap dan polusi kimia, serta polusi suara dan visual. Malam menawarkan pemandangan bintang-bintang cemerlang yang tak terlihat dalam batas-batas lampu-lampu kota.

Dalam hal lingkungan masyarakat, gaya hidup pedesaan menawarkan semangat kerjasama dan perasaan keamanan yang jarang ditemukan di kota yang ramai. Orang mengenal satu sama lain dan saling menjaga satu sama lain. Anak-anak lebih aman dan bebas untuk bersenang-senang di luar rumah, ada pohon-pohon untuk naik, ladang untuk berjalan-jalan, sungai-sungai untuk direnangi, dan anak-anak bisa berteriak-teriak sekeras mereka suka.

Keuntungan besar lainnya dari kehidupan pedesaan adalah bahwa ada lebih banyak kesempatan untuk keterlibatan pribadi dalam masyarakat. Karena itu, warga memiliki kesempatan yang lebih besar agar pendapat dan pandangan mereka didengar dan dipertimbangkan. Hal ini memungkinkan setiap penduduk merasa punya kontrol atas masyarakat mereka secara langsung. Dalam masyarakat pedesaan, suara anda didengar dan pendapat Anda diperhitungkan.

Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupan serta ciri-ciri kehiupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.


     Perhatian khusus masyarakat kota tidak terbstas pada aspek-aspek sepertin pakaian, makanan dan perumahan, tetapi mempunyai perhatian lebih luas lagi. Orang-orang kota sudahmemandang penggunaan kebutuhan hidup, artinya oleh hanya sekedarnya atau apa adanya. Hal ini diseabkan oleh karena pandangan warga kota sekitarnya. Kalau menghidangkan mempunyai kedudukan sosial yang tinggi. Bila ada tamu misalnya, diusahakan menghidangkan makanan-makanan yang ada dalam kaleng. Pada orang desa ada kesan, bahwa mereka masak makanan itu sendiri tanpa memperdulikan    apakah tamu-tamunya suka atau tidak. Pada orang kota, makanan yang dihidangkan harus kelihatan mewah dan tempat penghidanganya juga harus mewah dan terhormat. Disini terlihat perbedaan penilaian. Orang desa memandang makanan sebagai suatu alat untuk memenuhi kebutuhan biologis, sedangkan pada orang kota, makanan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan sosial. Demikian masalah pakaian, orang kota memeandang pakaian pun sebagai alat kebutuhan sosial, bahkan  yang dipakai  merupakan perwujudan dari kedudukan sosial.

NB : TULISAN INI SUDAH DI TAMBAH DENGAN PEMIKIRAN SAYA
Sumber :


0 komentar:

Posting Komentar